Buletin Al Barkah Edisi 03



KETIKA MALAS MEMBELENGGU


Malas, hampir tiap orang pernah merasakannya. “Penyakit” ini membuat seseorang enggan melakukan berbagai aktivitas, seperti bekerja, beribadah, menuntut ilmu, dan sebagainya. Tentu, kerugian pun akan dituai, ketika seseorang selalu mengikuti dan memanjakan rasa malasnya. Malas bekerja, akan menjadikan jauh dari rezeki. Malas beribadah, menjauhkan diri dari pahala dan surga-Nya. Malas menuntut ilmu atau belajar agama, akan berbuah kebodohan. Padahal ilmu agama harus senantiasa dipelajari dan dipahami, karena agamalah yang akan menjadi pedoman hidup kita agar bisa meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Malas Beribadah

    Jika hanya mengikuti hawa nafsu, kita memang lebih suka bersantai-santai. Pun dalam soal ibadah. Untuk melakukan shalat lima waktu saja, terkadang kita ogah-ogahan, apalagi untuk qiyamullail, di saat udara begitu dingin.

    Memang grafik keimanan seseorang itu bisa naik dan turun. Ketika grafik keimanan turun itulah, biasanya rasa malas beribadah lebih sering kita alami. Agar lebih bersemangat lagi dalam beribadah, berikut ini ada beberapa kiat yang bisa kita lakukan:

1. Ingat mati. Kita semua pasti akan mati, dan memerlukan bekal untuk sebuah perjalanan yang panjang. Jika sekarang kita tak menggunakan waktu kita untuk banyak beribadah, maka kita akan rugi, karena bekal kita nanti sangat sedikit.

2. Bacalah Al Quran dan as-Sunnah serta terjemahannya, .Bila kita hayati, insya Allah ayat-ayat tersebut bisa mengembalikan semangat ibadah kita.

3. Bacalah shirah nabawiyah maupun kisah para sahabat dan para pahlawan Islam.

4. Kunjungi dan mintalah nasihat kepada orang-orang yang Anda anggap mampu untuk memberikan semangat dan nasihat kepada Anda.

5.Lakukanlah refreshing untuk menghilangkan kejenuhan. Misalnya dengan rihlah ke tempat-tempat yang indah pemandangan alamnya. Buatlah diri  Anda rileks. Nikmati pemandangan alam itu, dan ingatlah siapa penciptanya. Sebelum pulang, berjanjilah dalam hati, sekembalinya dari rihlah ini, Anda akan lebih semangat dalam ibadah dan mensyukuri nikmat-Nya.
6. Bila semua cara di atas tak berhasil melibas rasa malas, ada cara terakhir yang bisa dilakukan: paksakan diri saja! Misalnya ketika Anda sedang malas shalat berjamaah ke masjid, ya paksakan saja!, lama-lama insya Allah kita akan bisa menikmatinya dan melakukannya dengan senang hati.

Malas Bekerja

    Rasulullah – shallallahu ‘alaihi wa sallam – bersabda, “Seseorang itu sudah cukup dikatakan sebagai pendosa jika ia menelantarkan orang-orang yang menjadi tanggungannya.”

    Jika seseorang duduk di masjid menyibukkan diri dalam urusan agama, menuntut ilmu agama atau beribadah namun menelantarkan orang yang menjadi tanggungannya, ia adalah seorang pendosa. Ia tidak paham bahwa bekerja untuk menjaga iffah dirinya, istrinya dan anak-anaknya adalah ibadah.

    Rasulullah – shallallahu ‘alaihi wa sallam  juga berdoa,
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kekafiran dan kefakiran.”
Maka wajib bagi setiap muslim untuk bekerja, berusaha, bersungguh-sungguh dan tidak menelantarkan orang yang menjadi tanggungannya. Orang yang hanya duduk diam, ia bukanlah mutawakkil (orang yang tawakal), melainkan ia adalah mutawaakil (orang yang pura-pura tawakal). Ini adalah kemalasan.

    Manusia diciptakan di dunia agar mereka dapat bekerja, berusaha dan bersungguh-sungguh. Para nabi pun bekerja, Abu Bakar – radhiyallahu ‘anhu pun berdagang. Orang yang berpendirian bahwa duduk diam tanpa bekerja adalah tawakal, kemungkinan pertama ia memiliki pemahaman agama yang salah,   kemungkinan kedua ia adalah orang malas yang gemar mempercayakan urusannya pada orang lain.

Malas Menuntut Ilmu

    Banyak di antara manusia yang tidak menggunakan waktu sehat dan waktu luangnya dengan sebaik-baiknya, misalnya untuk belajar Islam atau menimba ilmu syar’i. Padahal malas menuntut ilmu syar’i akan membuahkan kebodohan. Bodoh dalam agama sangat berbahaya.

Yang paling membahayakan, menyebabkan seseorang tidak mengetahui mana yang halal dan yang haram, mana perintah dan larangan. Terkadang, mereka mengerjakan sesuatu yang haram, namun mereka menyangka itu justru amal ibadah untuk mendekatkan diri pada Allah.

    Bahkan kebodohan itu bisa  mengantarkan ke neraka, sebagaimana firman-Nya,
“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu seperti  binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.” (al-A’raf: 179)

    Dengan mengetahui bahaya bodoh dalam agama, tentu kita harus bisa menebas rasa malas menuntut ilmu.


Sumber : majalahsakinah.com

 
 

Khitan Massal

Khitan Massal Yayasan kerjasama dg Masjid Al Muttaqin Menjing.






Terima kasih kepada seluruh donatur yang telah mensukseskan acara khitan massal. semoga dengan amal sholeh yang telah diberikan Allah senantiasa memberikan balasan yang lebih. amiiiin... ya rabbil'alamin
 
 

Buletin Al Barkah Edisi 02




SI KIKIR JAUH DARI ALLAH..


Kedermawanan merupakan bagian kesempurnaan infak untuk kemaslahatan dan kebajikan akhlak Rasullullah SAW. Kedermawanan itu sendiri ialah keiklasan ber jikan. Mengenai infak, Rosulullah  SAW menegaskan, "Orang yang dermawan dekat dengan  Allah, dekat dengan manusia dan dekat dengan sorga.
 
Sedangkan orang yang kikir ,atau bakhil jauh dari Allah ,jauh dari sesama manusia ,jauh dari surga dan dekat dengan Neraka ."Penegasan Rasulullah SAW itu dituturkan oleh Imam Turmudzi ,sumbernya dari Abu Hurairah. Dalam hadits yang lain , Rasulullah SAW menerangkan, "Tiap pagi dua Malaikat turun menghampiri Hamba–hamba Allah. Malaikat pertama berdoa, "Ya Allah berilah kemalangan kepada orang yang kikir ." (seperti di riwayatkan oleh muslim).
 
Sehubungan dengan orang kikir itu ,Abu Daud dan Al-Hakim meriwayatkan RasulullahSAW memperingatkan, "Jangan sekakali-kali menjadi orang kikir .Ke kikiran telah membinasahkan orang–orang terahulu!"  Rasulullah SAW mengingatkan rezeki yang diterima nya bukan untuk mendapatkan pujian. Beliau berinfak tidak dengan maksud membanggakan diri, tidak untuk menarik simpati orang, tetapi, semata–mata demi keridaan Allah,dan demi kemaslahatan Islam  serta kaum muslimin. misalnya menolong mereka yang kehabisan harta dalam perjuangan menegakkan agama Allah. Menolong orang-orang yang tidak mampu, membantu para janda, menolong anak-anak yatim dan yatim piatu, memerdekakan budak, membantu orang-orang yang beliau ketahui mulai tertarik kepada agama Islam.

    Rasulullah tidak pernah mengutamakan diri sendiri dan keluarga nya. Beliau memberikan pertolongan kepada yang membutuhkan, sekalipun sesungguhnya  beliau pun membutuhkan nya. Namun beliau pun bertindak di jalan Allah sebatas kemungkinan yang dapat beliau infak kan. Rasulullah SAW merasa berat sekali bila tidak dapat menolong orang yang membutuhkan pertolongan.Tidak pernah menjawab "Tidak" kepada orang yang datang meminta bantuan . Bahkan, beliau merasa malu bila seseoang datang kepada beliau lalu pulang dengan kosong. Suatu ketika, yang tidak dikenal minta pertolongan kepada Rasulullah, saat itu Rasulullah sedang tidak punya apa-apa, lalu beliau berpesan," saat ini aku tidak mempunyai apa-apa. pinjamlah dulu kepada orang lain ,nanti aku yang akan membayarnya." mendengar jawaban Rasulullah itu, Umar bin Khatab berkata, "Ya Rasulullah,engkau telah banyak menolong orang !
 
Allah tidak memaksa, engkau berbuat ssesuatu di luar batas kemampuan engkau!" Rasulullah tampak tidak senang mendengar ucapan Umar bin khatab itu. Kemudian ,salah seorang dari kaum anshar menyahuti ,"Ya Rasulullah, berinfaklah dengan apa saja ,jangan khawatir kekurangan rezeki dari Allah." Wajah Rasulullah menjadi berseri-seri, dan beliau menjawab, "Itulah yang di perintahkan Allah kepadaku." (di riwayatkan oleh Turmudzi).
 
Suatu saat, sejumlah kaum Anshar dating kepada Rasulullah SAW. semua minta bantuan harta benda kepada beliau. Semua permintaan dipenuhi Rasulullah. Ketika itu juga habislah semua yang beliau miliki.Kemudian Rasulullah bersabda, "Apa yang kalian butuhkan tidak akan ku simpan,barang siapa yang menjaga harga diri ,tidak mau meminta-minta . Allah akan memelihara harga dirinya . Siapa yang merasa tidak membutuhkan pertolongan orang lain , nAllah akan membuatnya tidak membutuhkan pertolongan orang . Apa bila hari kiamat telah dekat ,mimpi orang mukmin tidak berdusta . Sebab ,mimpi orang mukmin itu adalah seperempat puluh enam bagian kenabian . 

Anjuran untuk Bersedekah
 
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman (yang artinya):

“Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al-Baqarah: 271)
 
Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-’Utsaimin rahimahullah ketika menafsirkan ayat ini beliau menyebutkan beberapa pelajaran yang bisa diambil. Di antaranya:
 
  1. Anjuran dan dorongan untuk bersedekah, baik dengan menampakkannya atau dengan menyembunyikannya.
  2. Bahwasanya menyembunyikan sedekah itu lebih utama daripada menampakkannya karena lebih mendekati keikhlasan dan menyembunyikan orang yang menerima sedekah tersebut.
  3. Bahwasanya sedekah tidak teranggap sampai sedekah itu diterima oleh orang-orang fakir.

  Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Bentengilah diri kalian dari siksa api neraka meskipun dengan separuh buah kurma.” Muttafaqun ‘alaih
 
Hadits ini mengandung anjuran untuk bersedekah karena sedekah dapat membentengi diri orang yang bersedekah dari api neraka.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga menyatakan bahwa harta tidak akan berkurang karena disedekahkan. Sebagaimana sabda dalam beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Sedekah itu tidak akan mengurangi harta sedikit pun.” (HR. Muslim dan at-Tirmidzi)



Sumber:http://santri.alkhoirot.com

 

Buletin Al Barkah Edisi 01



TIDAK ADA KATA MENYERAH BAGI SYETAN

Syaitan adalah musuh sejati Bani Adam, maka hendaklah manusia berhati-hati serta waspada terhadap segala tipu daya yang mereka lancarkan untuk menyesatkan manusia. Di antara jurus dan tipu daya yang mereka lancarkan ialah melalui celah perbuatan dosa dan maksiat.
 

Berikut ini langkah-langkah syaitan dalam menyesatkan manusia:

Pertama: Kekufuran dan Kesyirikan

    Yaitu ajakan syaitan kepada manusia agar kufur kepada Allah subhanahu wata’ala, keluar dari agama-Nya dan mengingkari sifat-sifat-Nya. Di antara bentuk kekufuran yang terkadang masih samar bagi kebanyakan manusia adalah ajakan berbuat kesyirikan.

    Syirik merupakan ajakan dan tipu daya syaitan yang terbesar untuk menyesatkan manusia, karena syaitan menyadari dosa syirik tidak akan di ampuni oleh Allah subhanahu wata’ala.

    Allah subhanahu wata’ala berfirman, artinya,
“Dan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan, syaitan berkata, “Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepada-mu janji yang benar, dan aku pun telah menjanjikan kepadamu, tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tiada kekuasaan bagiku terhadapmu, melain-kan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku. Oleh sebab itu, janganlah kamu mencerca aku, akan tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamu pun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak
membenarkan perbuatanmu menjadikan aku sekutu (bagi Allah) sejak dahulu”. Sesungguhnya hamba-hamba yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih.” (QS. Ibrahim: 22)

Ke Dua: Berbuat Bid’ah

    Apabila syetan gagal menyesatkan manusia dengan cara yang pertama, yakni kemusyrikan maka dia akan berusaha menyesatkan manusia dengan cara yang lain, yaitu melalui celah kebid’ahan. Oleh karena itu, wajib bagi setiap muslim mengetahui perbedaan antara sunnah dengan bid’ah. Bujukan dan ajakan syaitan dalam langkah yang ke dua ini, bisa dengan cara meyakini sesuatu yang berlawanan dengan kebenaran yang dengan hal itu Allah subhanahu wata’ala telah mengutus para rasul-Nya dan menurunkan kitab-kitab-Nya, yaitu dengan cara membujuk manusia tersebut agar beribadah kepada Allah subhanahu wata’ala dengan cara-cara yang tidak diizinkan oleh-Nya.

    Dalam hal ini Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah berkata, “Bid’ah lebih disenangi oleh Iblis daripada perbuatan maksiat, karena pelaku maksiat biasanya bertaubat, sedangkan pelaku bid’ah tidak bertaubat.”

    Apabila manusia itu selamat dari bujukan dan tipu daya yang ke dua ini dan dia mampu melawannya dengan cahaya Sunnah, berpegang teguh dengannya, mengikuti dan berjalan di atas manhaj salaf yaitu generasi terbaik dari ummat ini dari kalangan para sahabat dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, maka syaitan akan menempuh langkah yang ke tiga.

Ke Tiga: Dosa Besar


    Apabila syaitan merasa gagal menjerumuskan manusia lewat jalan kebid’ahan dalam agama, maka dia akan menempuh cara yang lain yaitu mengajak manusia untuk berbuat dosa besar. Syaitan sangat bernafsu untuk menjatuhkan seorang insan ke dalam dosa besar. Jika dia seorang alim yang menjadi panutan ummat, maka nantinya dosa yang dia perbuat tersebar di kalangan ummat, sehingga ummat akan lari dan tidak lagi mau mengambil ilmu darinya. (Tafsir Qayyim hal. 613)

    Maka sudah semestinya setiap muslim untuk menjauhi dosa-dosa besar, agar selamat dari laknat Allah dan ancaman adzab-Nya. Perhatikanlah firman Allah subhanahu wata’ala berikut ini, artinya,
“Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang untuk mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia(surga).” (QS. An-Nisa`: 31)

    Orang mukmin yang melakukan Allah subhanahu wata’ala. Jika Allah berkehendak mengadzabnya, maka Dia akan mengadzabnya sesuai dengan dosa yang dia perbuat, kemudian dimasukkan ke dalam surga. Jika Allah subhanahu wata’ala berkehendak mengampuni, maka Dia akan mengampuni dan tidak menyiksanya.
dosa besar adalah orang mukmin yang keimanannya sedang menurun. Apabila dia meninggal dunia dalam keadaan tidak bertaubat dari dosanya, maka perkaranya dikembalikan kepada Allah subhanahu wata’ala. Jika Allah berkehendak mengadzabnya, maka Dia akan mengadzabnya sesuai dengan dosa yang dia perbuat, kemudian dimasukkan ke dalam surga. Jika Allah subhanahu wata’ala berkehendak mengampuni, maka Dia akan mengampuni dan tidak menyiksanya.

Ke Empat: Dosa Kecil

    Apabila syaitan telah putus asa untuk menjerumuskan manusia ke dalam dosa besar, maka dia akan membujuknya untuk melakukan dosa-dosa kecil yang apabila terkumpul pada diri manusia, maka dapat membinasa-kannya. (Tafsir Qayyim hal. 613)

    Diriwayatkan dari Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu ‘anha, dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah berkata kepadaku,
“Wahai ‘Aisyah, waspadalah dari meremehkan amalan-amalan, karena ssungguhnya amalan itu akan dituntut pertanggungjawabannya di hadapan Allah kelak.” (HR. Abu Dawud, Darimi, Ibnu Hibban, Ahmad dan dishahihkan oleh Syekh Al-Albani)

    Imam Ibnu Qayyim rahimahullah berkata, “Setan akan senantiasa membujuk manusia untuk melakukan dosa kecil hingga dia menganggap enteng dosa tersebut, maka orang berbuat dosa besar dengan rasa takut masih lebih baik ketimbang orang yang meremehkan dosa walaupun kecil.” (Tafsir Qayyim hal. 613).

    Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata, “Seorang mukmin hendaklah menyikapi dosanya bagaikan orang yang sedang duduk di bawah gunung besar yang nyaris menimpanya, sedangkan orang yang fajir melihat dosanya bagaikan lalat yang hinggap di hidungnya sekali kibas ia akan terbang.” (riwayat al-Bukhari)

    Demikianlah, syaitan tidak akan pernah menyerah untuk menggoda anak cucu Adam sampai dunia dan isinya akan hancur. Pada akhirnya kita memang seharusnya untuk selalu memohon perlindungan kepada Allah ta’ala dari segala tipu daya syaitan. Wallahu A’lam Bissawab.


       Sumber: artikelbuletin.wordpress.com

 

BULETIN DAKWAH AL BARQAH


Bismillah.,

Segala puji bagi Allah subhaanahu wata’aala, shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam, keluarganya para shahabatnya serta pengikut setia risalahnya hingga akhir zaman. amin.

Buletin dakwah "AL BARKAH" adalah buletin yang diterbitkan oleh Yayasan Bina Pratama Boyolali setiap pekan nya.Sampai sekarang ini sudah mencapai edisi yang ke-26 dan dibagikan kepada para donatur tetap dan  gratis kepada jama'ah kaum muslimin serta akan diterbitkan setiap edisi nya didalam blog ini.

Materi buletin berisikan kajian-kajian keislaman yang berurutan sesuai dengan tahapan-tahapan ilmu, sehingga pembaca dapat menerima dan memahami materi dengan mudah. Sehingga dapat diamalkan, sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam ketika memberi pengajaran kepada para sahabat dan juga sebagaimana pengajaran yang diberikan Allah melalui malaikat-Nya kepada Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam.






 

VISI,MISI & MOTTO

Visi:

"Mendorong terciptanya umat yang berakhlak mulia,mandiri dan memiliki daya saing berlandaskan iman,taqwa,ilmu pengetahuan dan teknologi"

Misi:
  1. Mengenbangkan potensi generasi yang berakhlak mulia,mandiri dan berdaya saing berdasarkan      iman,ilmu dan amal.
  2. Memberdayakan umat dalam mewujudkan keshalihan individu dan keshallihan sosial melalui pemahaman ajaran islam berdasarkan Al-Qur'an dan Hadits Nabi Muhammad SAW.
  3. Mengembangkan ekonomi syariah dan usaha berbasis pertanian,peternakan dan perikanan.
  4. Mendorong terciptanya kehidupan sosial masyarakat yang berakhlak mulia.
  5. Mengembangkan layanan jasa yang terintegrasi dengan pendidikan.

Motto:

 " Berakhlak mulia dalam membangun kesejahteraan umat"
 

PROFIL YAYASAN

NAMA YAYASAN DAN BADAN HUKUM 



Nama Yayasan 

"Yayasan Bina Pratama Boyolali "

Badan Hukum 
  • Akta Pendirian Yayasan oleh notaris Muhammad Fauzan Hidayat.                              
  • SK. Mentri Kehakiman, No. AHU-2360.AH.01.04.TAHUN 2012 Tahun 2012.

Alamat
  •   Dk.Menjing, Ds.Donohudan, Kec. Ngemplak, Kab. Boyolali.
 
 
Modified : Modified Template By : | Bina Pratama |
Copyright © 2013. Yayasan Bina Pratama Boyolali - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger